Bilah
Bilah adalah bagian keris berujung runcing, bagian tengah tajam pada kanan dan kiri, dengan bagian bawah melebar secara asimetris (kecuali keris sepang). Bilah terdiri bagian ujung, tengah, bawah/sor-soran , dan peksi/paksi/pesi. Bagian ujung berbentuk runcing, berguna untuk menikam. Bagian tengah yang tajam pada kanan dan kiri untuk menggores. Bagian bawah melebar secara asimetris (kecuali
keris sepang), berguna untuk pembatas genggaman telapak tangan dan menjaga keseimbangan saat keris dipegang. Bagian peksi/paksi/pesi berguna untuk memasukkan bilah ke pegangan/deder. Pada bagian bawah/sor-soran keris, dibagi lagi menjadi beberapa bagian, yaitu depan/gandik, tengah, belakang, dan ganja/gonjo. Pada setiap bagian bawah ini, bisa diberi berbagai ricikan/isian ataupun tidak, tergantung empu/pembuat keris. Ricikan/isian ini bisa bermacam-macam. Misalnya pada depan/gandik diukir polos, kepala naga kikik, kepala gajah, singa, kepala naga bermahkota, kepala naga dengan mulut disumpal emas atau intan, kembang kacang, tikel alis, lambe gajah, orang duduk berdoa/bertapa,
bungkem, gandik polos yang tinggi, gandik tinggi dengan kembang kacang, dan lain sebagainya. Pada bagian bawah/sor-soran bisa diberi sogokan, sogokan rangkap, tubuh ular lanjutan dari bagian gandik, ataupun hanya polos saja. Pada bagian belakang, bisa diberi sraweyan, greneng, atau orang duduk berdoa/bertapa. Di bawah bagian bawah/sor-soran diberi ganja/gonjo. Ganja/gonjo berfungsiBilah adalah bagian keris berujung runcing, bagian tengah tajam pada kanan dan kiri, dengan bagian bawah melebar secara asimetris (kecuali keris sepang). Bilah terdiri bagian ujung, tengah, bawah/sor-soran , dan peksi/paksi/pesi. Bagian ujung berbentuk runcing, berguna untuk menikam. Bagian tengah yang tajam pada kanan dan kiri untuk menggores. Bagian bawah melebar secara asimetris (kecuali
keris sepang), berguna untuk pembatas genggaman telapak tangan dan menjaga keseimbangan saat keris dipegang. Bagian peksi/paksi/pesi berguna untuk memasukkan bilah ke pegangan/deder. Pada bagian bawah/sor-soran keris, dibagi lagi menjadi beberapa bagian, yaitu depan/gandik, tengah, belakang, dan ganja/gonjo. Pada setiap bagian bawah ini, bisa diberi berbagai ricikan/isian ataupun tidak, tergantung empu/pembuat keris. Ricikan/isian ini bisa bermacam-macam. Misalnya pada depan/gandik diukir polos, kepala naga kikik, kepala gajah, singa, kepala naga bermahkota, kepala naga dengan mulut disumpal emas atau intan, kembang kacang, tikel alis, lambe gajah, orang duduk berdoa/bertapa,
sebagai penyangga bilah keris. Pada bagian Ganja/gonjo terdapat lubang untuk masuknya peksi/paksi/pesi. Peksi/paksi/pesi berbentuk silinder kecil memanjang dari bilah, masuk ke
ganja/gonjo sepanjang kurang lebih panjangnya tiga per empat pegangan/deder. Peksi/paksi/pesi adalah tempat pegangan/deder keris. Pegangan/deder berlubang berdiameter selebar diameter peksi/paksi/pesi. Kedalaman lubangnya kurang lebih 3/4 dari panjang pegangan/deder keseluruhan. Bentuk peksi/paksi/pesi pada umumnya silinder dari pangkal sampai ke ujung. Namun, ada pula peksi/paksi/pesi yang mempunyai ujung kotak, runcing, berlubang, dan terpelintir.
Keris megantara, naga siluman, omyang/putut kembar, singa barong, singa barong
(instagram.com/edikencana.id)
(instagram.com/edikencana.id)
Deder
Pegangan/deder keris merupakan pegangan keris untuk digenggam oleh telapak tangan. Bentuk pegangan/deder diukir sedemekian rupa. Pada umumnya pegangan/deder keris terbuat dari kayu yang dibuat berlubang pada memanjang di pegangan/deder. Pegangan/deder ini adalah tempat masuknya peksi/paksi/pesi. Pegangan/deder diukir dengan motif tertentu. Ada pula yang diukir menyerupai hewan (misalnya burung dan kuda), raksasa, dewa, dewi, manusia, dan pertapa. Adapula pegangan/deder yang dibuat menyatu dengan bilahnya. Wilah, ganja, tanpa peksi/paksi/pesi, pegangan/deder menyatu. Biasanya memang telah direncanakn sejak awal pembuatan. Keris jenis ini terdapat pada keris sajen. Pada umumnya, pegangan/deder berbentu ukira. Seorang pertapa.
Sarung
Sarung keris adalah bagian untuk melindungi bilah/wilah saat tidak digunakan. Sarung ini terdiri dari warangka dan pendok. Bentuk sarung memanjang dari warangka yang melindungi bagian bawah/sor-soran keris, kemudian dilanjutkan dengan pendok yang melindungi bagian tengah sampai ke ujung keris. Warangka adalah bagian sarung yang berlubang untuk memasukkan bilah ke dalam sarung. Jika dimasukkan sempurna, maka warangka ini melindungi bagian bawah/sor-soran keris. Bentuk warangka mempunyai 3 bentuk, yaitu warangka ladrang, warangka gayaman, warangka sandang walikat. Warangka ladrang adalah bentuk warangka yang bila dilihat menyerupai kapal laut. Warangka jenis ini lazim digunakan saat upacara-upacara sakral di lingkungan keraton. Warangka gayaman adalah bentuk warangka yang bila dilihat menyerupai kacang. Warangka jenis ini sangat populer digunakan dalam kegiatan sehari-hari. Kebanyakan masyarakat umum mempunyai keris dengan warangka gayaman ini. Warangka sandang walikat adalah bentuk warangka yang bentuknya mengikuti alur bentuk bilah keris. Warangka ini dirancang untuk kepraktisan bila diselipkan di dalam baju/jubah. Yang mempopulerkan warangka jenis ini adalah adalah para wali pada zaman dahulu, sehingga warangka ini lazim disebut warangka sandang walikat.
Bahan pembuatan warangka dipilih dari kayu berkualitas baik. Bahan pembuatan warangka bisa dari pohon sonokeling, galih asem, kayu cendara, kayu timoho, kayu mimba, kayu bunga-bungaan, kayu akasia, sampai kayu jati. Pemilihan jenis dan kualitas bahan pembuatan warangka ini, menentukan
keindahan dan nilai seni terbentuknya sebuah warangka. Pendok yang terbuat dari kayu pada umunya bahan dasarnya mengikuti bahan dasar warangka. Untuk pendok yang terbuat dari kuningan atau perak, maka ditambah ornamen tambahan yang disembut slorok. Slorok adalah bagian menyerupai pendok untuk melindungi keris, sebelum pendok dari bahan kuningan atau perak dipasang. Pendok dari kuningan atau perak diukir dengan ukiran tertentu. Terdapat pula pendok yang dibiarkan separuh di bagian depannya mengangga, sementara bagian belakang tertutup. Bentuk pendok seperti ini dinamakan pendok slewah.
Sarung keris adalah bagian untuk melindungi bilah/wilah saat tidak digunakan. Sarung ini terdiri dari warangka dan pendok. Bentuk sarung memanjang dari warangka yang melindungi bagian bawah/sor-soran keris, kemudian dilanjutkan dengan pendok yang melindungi bagian tengah sampai ke ujung keris. Warangka adalah bagian sarung yang berlubang untuk memasukkan bilah ke dalam sarung. Jika dimasukkan sempurna, maka warangka ini melindungi bagian bawah/sor-soran keris. Bentuk warangka mempunyai 3 bentuk, yaitu warangka ladrang, warangka gayaman, warangka sandang walikat. Warangka ladrang adalah bentuk warangka yang bila dilihat menyerupai kapal laut. Warangka jenis ini lazim digunakan saat upacara-upacara sakral di lingkungan keraton. Warangka gayaman adalah bentuk warangka yang bila dilihat menyerupai kacang. Warangka jenis ini sangat populer digunakan dalam kegiatan sehari-hari. Kebanyakan masyarakat umum mempunyai keris dengan warangka gayaman ini. Warangka sandang walikat adalah bentuk warangka yang bentuknya mengikuti alur bentuk bilah keris. Warangka ini dirancang untuk kepraktisan bila diselipkan di dalam baju/jubah. Yang mempopulerkan warangka jenis ini adalah adalah para wali pada zaman dahulu, sehingga warangka ini lazim disebut warangka sandang walikat.
Bahan pembuatan warangka dipilih dari kayu berkualitas baik. Bahan pembuatan warangka bisa dari pohon sonokeling, galih asem, kayu cendara, kayu timoho, kayu mimba, kayu bunga-bungaan, kayu akasia, sampai kayu jati. Pemilihan jenis dan kualitas bahan pembuatan warangka ini, menentukan
keindahan dan nilai seni terbentuknya sebuah warangka. Pendok yang terbuat dari kayu pada umunya bahan dasarnya mengikuti bahan dasar warangka. Untuk pendok yang terbuat dari kuningan atau perak, maka ditambah ornamen tambahan yang disembut slorok. Slorok adalah bagian menyerupai pendok untuk melindungi keris, sebelum pendok dari bahan kuningan atau perak dipasang. Pendok dari kuningan atau perak diukir dengan ukiran tertentu. Terdapat pula pendok yang dibiarkan separuh di bagian depannya mengangga, sementara bagian belakang tertutup. Bentuk pendok seperti ini dinamakan pendok slewah.
Mendak dan selut
Sebenarnya kelengkapan keris ini, tidak wajib ada pada semua keris. Namun sudah menjadi kelaziman bahwa keris mempunyai kelengkapan-kelengkapan ini. Kelengkapan-kelengkapan keris itu berupa mendak dan selut. Mendak berbentuk seperti cincin, berada diantara ganja/gonjo dan pegangan/deder. Hampir setiap keris mempunyai mendak, kecuali beberapa keris patrem. Mendak biasanya berbentuk seperti cincin yang dihiasai ukiran dan batu permata untuk memperindah penampilannya. Selut hampir sama dengan mendak. Namun bagian selut sebagian membungkus pegangan/deder. Selut berbentuk seperti genta, dimana pada bagian dasar selut berlubang untuk masuknya peksi/paksi/pesi. Kemudian rongga selut membungkus bagian pegangan/deder. Selut biasanya dibuat sangat indah. Berbahan kuningan, perak, terkadang dilapisi emas, dihiasi ukiran indah dan batu permata satu warna atau berwarna-warni. edisumarno.blogspot.com
Sebenarnya kelengkapan keris ini, tidak wajib ada pada semua keris. Namun sudah menjadi kelaziman bahwa keris mempunyai kelengkapan-kelengkapan ini. Kelengkapan-kelengkapan keris itu berupa mendak dan selut. Mendak berbentuk seperti cincin, berada diantara ganja/gonjo dan pegangan/deder. Hampir setiap keris mempunyai mendak, kecuali beberapa keris patrem. Mendak biasanya berbentuk seperti cincin yang dihiasai ukiran dan batu permata untuk memperindah penampilannya. Selut hampir sama dengan mendak. Namun bagian selut sebagian membungkus pegangan/deder. Selut berbentuk seperti genta, dimana pada bagian dasar selut berlubang untuk masuknya peksi/paksi/pesi. Kemudian rongga selut membungkus bagian pegangan/deder. Selut biasanya dibuat sangat indah. Berbahan kuningan, perak, terkadang dilapisi emas, dihiasi ukiran indah dan batu permata satu warna atau berwarna-warni. edisumarno.blogspot.com
0 komentar:
Posting Komentar